"I think I'm being friendly with someone and I'll sit in their lap. They think I'm flirting with them."
Cocok judulnya tuh. Temen gue pernah cerita, dia bingung harus bersikap bagaimana ketika menghadapi lingkungan baru. Ketika dia bersikap ramah dan tersenyum pada semua orang, mereka mengira dia sedang tebar pesona dan menggoda. Kalau dia diam saja dan bersikap pasif, mereka bilang dia sombong dan judes.
Gue merenung sebentar dan ikutan berpikir dan mencerna ucapan dia. Dan mendadak gue ikutan menyetujui ucapannya dalam konteks "Ketika ramah dan supel, mereka mengira sedang tebar pesona dan menggoda!". Menilik dari pengalaman pribadi dan orang lain, gue rasa konteks yang gue garisbawahi itu terasa benar adanya. Terjadi mungkin pada setiap orang.
Yaah, gak bisa dipungkiri juga, bahwa sekarang orang2 makin pinter jatuh cintanya. Bukan hanya sekedar tertarik tampang dan uang saja, tapi berdasarkan ketertarikannya pada pribadi orang tersebut. Pribadi yang supel dan menyenangkan. IMO, siapa yang mau punya pasangan hidup atau teman yang kerjanya hanya mengeluh, mengeluh, tidak mau bersyukur dengan hidupnya dan selalu memaki apa yang dia dapatkan? Dan kenyataannya, orang yang senang mengeluh pun kadang benci dengan orang lain yang suka mengeluh *haloo, padahal kalian sama aja loh :D*.
Dan batasan awal menyenangkan menurut gue adalah, ketika dia bisa bersyukur dan menikmati hidupnya. Ketika dia bisa berbagi kebahagiaan kepada orang lain. Ketika dia bisa menjadi penyemangat untuk orang lain. Dan ketika dia tidak harus selalu SEMPURNA.
Batasan yang gue tetapkan harus bisa gue patuhi dong, so, gue mulai belajar menjadi seseorang yang menyenangkan, minimal buat diri gue sendiri dulu. Yang paling gue suka dari batasan yang gue tetapkan adalah, ketika gue bisa berbagi tawa dengan orang lain. Ketika gue bisa menyemangati orang lain ketika dia sedang butuh semangat.
Tapi, ooh ternyata, yaa masih aja ada yang suka salah sangka dengan perhatian kayak gitu. Mereka pikir gue sedang tebar pesona, mereka pikir gue sedang menggoda, mereka pikir gue sedang flirting. Whaat? I'm just being friendly. Waktu itu gue pikir, daripada disangka flirting ke orang-orang, mendingan jadi judes deh. Sok gak tau masalah orang aja, biarin aja deh dia terpuruk, yang penting gue gak disangka lagi ngegoda.
Lalu senyummu menyadarkanku. :D Dan gue sadar, bukan urusan gue dong kalo dia jadi suka, bukan urusan gue juga dong kalo dia jadi naksir. Gue kan cuman pengen bersikap baik aja, cuman pengen nyemangatin TEMAN saja. Satu yang gue rasa jadi PEMBENARAN buat gue, at least, gue ngasih semangat gak berlebihan, cuman ngingetin dan ngasih tau kalau jalannya masih panjang, jangan gampang putus asa. Gitu doaaang qo. Menggoda darimana coba?
Apa salahnya coba berteman dengan semua orang, termasuk sama orang yang gue keceng dan mengeceng gue *Hahaha, kayak yang ada aja!*. Toh, jodoh kan tetap di tangan TUHAN. Mungkin kamu, atau dia, atau anda, atau ente jodoh gue. Siapa yang tahu? Yang penting temenan dulu aja deh, urusan hati mah belakangan aja.
Posted by :
Nadia Putri Karisya
at
Sunday, April 25, 2010
Categories:
:
iseng
Subscribe to:
Post Comments (Atom)

1 comment(s):
Karena rasa suka itu adalah anugrah terindah yang allah SWT.. kita bisa ajah milih mau begini mau begitu tapi pada saat rasa itu datang kadang bukan pada orang yang kita pilih...
Sepakat banget sama kata "bukan urusan gue dong kalo dia jadi suka, bukan urusan gue juga dong kalo dia jadi naksir" yang jadi urusan kita adalah kalo kita suka sama orang lain :D
Post a Comment