Bila aku memang tidak bisa memilikimu, bolehkah aku memohon untuk menghabiskan waktu sehari penuh bersamaku. Bukan, bukan sehari 8 jam layaknya jam kerja. Tapi 1X24 jam layaknya tamu menginap yang harus minta ijin satpam.
Bercerita semaunya, tentang apapun, tentang mimpimu, tentang mimpiku. Tentang harapanmu, tentang harapanku. Menikmati tawamu, senyum anehmu ketika aku mencoba menceritakan kisah lucu. Menikmati keherananmu ketika tiba-tiba aku tersenyum saat kita terdiam. Menikmati keluh kesahmu yang tentu saja tidak akan kau beberkan karena kau kira akan merusak suasana.
Tapi lebih dari semua itu, aku menikmati waktu bersamamu, dan walaupun terdengar menyedihkan, kita sama-sama jatuh cinta lagi pada 24 jam tersebut. Ketika 24 jam tersebut seakan mengangkat kembali alasan kita jatuh cinta, alasan kita harus berpisah, alasan kita harus menjaga jarak. Karena seperti yang kamu tahu, kamu yang mencintaiku karena alasan cermin. Karena cermin itu mengingatkanmu pada diriku. Cermin yang sama yang membuat kita terpisah. Kamu yang melihat aku sebagai bagian dari dirimu, kamu yang merasa aku melengkapimu, kamu yang mendengar aku sebagai nafas hidupmu. Dan kamu yang memutuskan untuk mencari pelengkap dibanding cermin.
Ya, ini aku. Yang dengan pintarnya masih berharap kau akan menoleh ke belakang, melihat pada cerminmu, dan tertawa karena menyadari kebodohanmu meninggalkan cermin ini. Lalu kau akan kembali, membuang semua 24 jam itu, karena cerminmu ini akan selamanya bersamamu, menemanimu, tertawa bersamamu, menangis bersamamu.
Dan itu kamu, yang terhenti, tepat ketika kamu menyadari bahwa cermin ini akan retak, dan ketakutanmu sebagai penyebabnya. Kamu memilih mencegah, memilih mundur, memilih berbalik arah. Membiarkan cermin ini - yang terheran-heran - di tempatnya. Kamu terlalu takut kembali jatuh dalam ketidak percayaan, dalam genangan lumpur yang kau ciptakan sendiri. Kamu terlalu letih untuk menggapai ke atas ketika terjatuh. Kamu lebih memilih menghindar, aman dan selamat.
Tapi cermin ini tetap retak, dan sedihnya, memang kamu lah penyebabnya. Tepat ketika kamu berbalik arah, cermin ini terbelah menjadi dua.
Dan ketika 24 jam itu telah usai, kita akan kembali menjadi aku dan kamu. Aku yang menjadi cerminmu yang retak.
*penggalan ide cerita novel coming soon yang akan release saat deadline dan akhir tahun memutuskan untuk berpisah baik-baik. Nantikan eksklusif hanya di blog ini yang entah kapan akan diupdate.*
Posted by :
Nadia Putri Karisya
at
Monday, March 10, 2014
Categories:
:
iseng
Subscribe to:
Post Comments (Atom)

0 comment(s):
Post a Comment