Kemaren gempa loh. Gede banget. Baru kali ini gue ngerasain gempa yang kerasa *bahasa mulai kacau*. Tadinya gue pikir ada yg ngejailin, tapi pas gue noleh belakang kiri belakang kanan, qo gk ada siapa2. Tiba2 gue ngerasa lagi dijailin sama makhluk halus *tau kan makhluk halus? yang abis mandi suka pake softener so klin, jadi dia halus!*. Tapi qo kagak merinding. Biasanya kan makhluk halus itu identik dengan bulu kuduk merinding *dia bawa2 kipas kali ya kalo mau nakut2in orang!*. Trus pas gue ngeliat kaca di depan qo goyangannya kayak abis dicolek sama orang. Keras banget goyangnya. Tiba2 ada yang nyeletuk, "Gempa, gempa". Gue gk tau siapa yang nyeletuk, entah kebetulan entah tidak, saat itu yang reaksinya paling cepat adalah telinga dan kaki gue. Jadi gue mendengar orang ngomong gempa dan kaki gue berinisiatif buat pergi. Untung dia masih sempet ngajak badan gue. Jadi kita berjamaah langsung lari keluar.

well, itu baru gempa loh, paniknya setengah mati. Kiamat shugro, kiamat kecil. Paling parah juga meninggal. Udah selesai. Gimana kalo kiamat kubro? Saat semuanya di dunia mengalami gempa yang tidak berujung, saat gunung berterbangan layaknya kapas. Apakah kita sudah siap mempertanggungjawabkan semua amalan kita di dunia?
Hemm, think about it friend, berapa banyak dosa kita yang belum ditobati? Berapa banyak kelalaian kita saat datang waktu sholat? Berapa sering kita meninggalkan sholat hanya karena alasan sepele? Berapa banyak pahala yang mau kita tunjukkan pada ALLAH saat kita bertemu di padang mahsyar? Berapa banyak hutang yang belum kita bayar? Pikirkan teman, karena saat ini gue juga sedang berpikir, seandainya saat gempa itu gue ditakdirkan meninggal, gue belum haji, gue belum nikah, gue belum bertobat sama ALLAH, gue belum minta maaf sama orang tua gue, keluarga gue, temen2 yang mungkin dengan sengaja atau tidak tersakiti oleh gue, utang2 yang belum gue bayar.
GUE LAGI MIKIR TEMAN! *hikmah ramadhan : jadi bisa mikir uy..:D*
Dan ALLAH menunjukkan kuasaNya kembali, DIA sedang memberi peringatan pada kita, hambaNya. Akankah kita tetap seperti ini? Atau berlomba-lomba menuju kebaikkan? Hanya anda sendiri yang bisa menjawabnya.