Teman gue pernah curhat tentang kehidupan cintanya *Ahaha, geli gue bahasanya*. Dia bilang, kadang disaat yang tepat, dia tidak menemukan orang tepat yang dateng. Dan disaat dia menemukan orang yang tepat, keadaaanlah yang justru tidak berpihak. Dan saat itu gue hanya ikut mengangguk-angguk saja. Jujur saat itu gue gk begitu mengerti apa yang dimaksud oleh dia. Dalam pikiran gue saat itu, ketika sudah menemukan orang yang tepat dan keadaannya tidak tepat, kenapa tidak menunggu sampai keadaannya tepat aja? Gk akan susah kan?
Dan gue masih berpikiran sama ketika gue menonton sinetron gk penting *tapi tetep weh ditonton*, yang mengisahkan tentang orang tepat yang hadir disaat keadaan tidak tepat. Seperti ini contohnya, dia jatuh cinta sama orang lain, sementara dia udah menikah dengan orang lain. Dan dengan entengnya gue pikir, cerai aja lah, sono lu nikah sama orang yang lu cintai. Maklum sinetron, gk usah mikir keras buat nontonnya, hehe.
Dan gue baru tersadar ketika rumitnya hal itu tampak menggerogoti temen gue ntu. Dia tampak menderita sekali ketika dua hal yang dia impikan tidak pernah bersatu. Right man in the right place.
Tiba-tiba gue jadi inget kejadian di kantor. Waktu itu kantor gue lagi butuh orang banget untuk mengerjakan kerjaan yang urgent. Mempersingkat curhat, dia tidak bertahan lama bekerja disni. Dan teman kantor gue bilang, dia datang disaat yang tidak tepat.
Hemm, gue jadi ikutan mikir. Ketika orang tepat telah datang disaat yang tidak tepat, haruskah terlepas begitu saja hanya karena keadaan tidak mendukung? Haruskah mengasi-ngais lagi mencari yang tepat disaat yang tepat pula?
Dan sepertinya, perasaan dan pikiran gue lebih kompak bersatu, darimana kita tahu dia orang yang tepat ketika keadaan tidak tepat? Dan darimana kita tahu dia orang yang tidak tepat ketika keadaan tepat?
Dan sampe sekarang juga gue masih bertanya-tanya, darimana teman gue tahu hal itu? Apa karena hatinya merasa sreg saat bertemu orang yg menurut dia tepat? Entahlah, misteri ini memang gunung berapi.