Sudah setahun berlalu semenjak gue begitu membanggakan bustransjakarta itu. Bisa dicari di blog ini postingan gue yang amat sangat mencintai bus tersebut, setahun lalu. Tapi sekarang? Cukup tau aja deh *nada sok iye*. Dan gue gak akan posting soal ketidaknyamanan gue sebagai pengguna bus itu, tidak tidak, gak asik. Tapi gue mau posting tentang pekerjaan bila gue analogikan dengan aktivitas gue sehari-hari yang menggunakan bus tersebut. Dan pasti ada keluhan lah, wajar dong, hidup kan naik turun, seperti lift.
Nyari kerja itu kayak ngantri bustransjakarta. Kadang antriannya panjaaaaaaaanng banget, kadang dikit. Dan ketika bus yang kita inginkan datang, belum tentu juga kita bisa masuk, karena ada orang yang ngantri duluan. Walaupun mungkin -- menurut kita --, kita lebih layak masuk ke bus itu, tapi ternyata dia lebih beruntung. Begitu juga pekerjaan, mungkin gak sejelas panjangnya dengan mengantri bus, tapi ternyata banyak juga yang mengantri pekerjaan seperti kita. Dan beberapa dari mereka mengantri lebih lama dari kita, wajar kalau mereka masuk duluan, atau mereka punya kemampuan menerobos antrian. Ada juga loh ternyata, ngantri bareng tapi ternyata dia lebih beruntung duluan masuk bus daripada gue T_T. Itulah pekerjaan.
Dan ketika kita sudah berhasil masuk ke dalam bus, bisa saja dapet tempat yang nyaman, malah dapet tempat duduk. Atau harus puas berdiri saja di tempat yang memang sudah kita incar ketika masuk. Sama seperti pekerjaan, bisa aja begitu kita diterima kerja kita dapet posisi yang kita inginkan, atau malah dapet "kursi". Tapi, kadang kita dapet posisi berdiri yang sangat tidak enak dan menyebalkan. Posisi yang membuat kita gampang goyah kalau kesenggol dikit. Dan posisi yang rawan membuat kita down, karena cape berpegangan dengan keras.
Tapi ternyata gak semudah itu buat bertahan, kita butuh momentum untuk menguatkan posisi kita. Jujur aja, walaupun bisa bertahan, tapi apa selamanya? Apa gak cape berpegangan dengan usaha keras? Belum lagi kalau busnya ugal-ugalan. Kalau naek busway dan gue mendapatkan posisi seperti itu, biasanya gue menunggu momentum saat bus mengerem mendadak atau mengerem karena belok. Ibaratnya gini, pernah masukin kerupuk ke wadah gak? Biasanya masih suka ada space kosong dan masih cukup buat beberapa kerupuk, lalu kita melakukan goyang-goyang si wadah untuk membuat space kosong, baru deh masukkin kerupuk lagi. Nah, sama aja kayak bus, saat menggas dan mengerem itulah saat goyang-goyang wadah untuk menciptakan space kosong. Begitu juga dengan pekerjaan, ah tapi gue gak gitu ngerti si wadah tempat bekerja kita ini apa bisa cuman digoyang-goyang doang buat menciptakan posisi yang enak. Hehe. Skip aja deh penjelasannya ya, tapi intinya, kita butuh momentum yang pas untuk menyamankan posisi kita.
Dan jangan dilupakan, kita menaiki bus itu bersama-sama orang lain. Bahkan ada orang yang sebelumnya sudah naik. Tergantung duduk/berdirinya deket siapa. Gue pernah mendapatkan posisi berdiri di sebelah orang yang demen mendengus marah, dikit-dikit mendengus, mendengus qo dikit-dikit. Awalnya sih biasa aja, tapi lama-lama mengganggu dan bikin sebal. Pernah juga sama orang yang koar-koar memprotesi setiap bagian kecil di bus itu. Oh ayolah, kamu cuman ngomong doang hanya bikin kita yang denger sakit telinga. Atau orang yang demen marah-marah kalau busnya/posisi dia tidak nyaman. Atau orang yang tertidur dengan nyaman di kursinya, tidak peduli dengan keadaan sekitar. Ada juga orang yang anteng dan sabar. Pernah juga sama orang yang mau mengorbankan posisi berdirinya yang lebih enak biar orang di dekatnya juga nyaman berdirinya. Atau orang yang lagi stress berat. Kesenggol dikit sama kita gara-gara busnya ngerem, dia melototin kita dan mengumpat. Macam-macam mereka yang menggunakan bus itu. Atau orang yang posisinya sebenarnya udah enak, tapi dia mendorong-dorong posisi kita agar posisinya lebih sangat enak. 
Bagaimana dengan drivernya? Kalau kita dapet tempat duduk, biasanya gak peduli-peduli amat sama pramudinya. Toh, sudah nyaman ini, tinggal lep. Tapi, concern penuh kepada pramudi berasal dari mereka yang berdiri. Karena ketidaknyamanan pramudi mengemudikan bus, berakibat sangat buruk untuk yang berdiri. Kadang ada umpatan dan teman-temannya yang dikeluarkan untuk si pramudi yang buruk itu. Tapi kalau pramudinya mengemudinya baik juga belum tentu dikasih apresiasi sama yang lain.
Dan tujuan? Hmm, beberapa bus mempunyai tujuan yang berbeda-beda. Ada yang express langsung ke tujuan yang kita inginkan, ada yang muter-muter kemana dulu. Tapi ingat, kadang-kadang karena keterpaksaan, kita gak bisa selalu menaiki bus yang bisa membawa kita sampai tujuan. Mungkin kita harus transit dulu untuk berganti shelter agar bisa sampai ke tujuan yang kita inginkan. Atau mungkin juga ada yang kebablasan dari shelter tujuan. Dan harus balik arah untuk sampai ke tujuannya. Atau mungkin coba-coba bablas untuk tahu apa ada jalan yang lebih singkat atau lebih mudah. Macam-macam.
Dan itulah pekerjaan, saat melamar kerja kadang yang ada di pikiran kita, yang penting kerja dulu. Dan ketika "yang penting kerja dulu" itu terwujud, mungkin dapetnya posisi yang gak enak, posisi yang menyebalkan, atau mungkin juga dapet tempat yang enak dan menyenangkan. Punya rekan kerja yang bermacam-macam. Ada yang menyenangkan, ada yang bikin tersiksa, ada yang bikin stress, ada yang tidak henti2nya mendorong-dorong kita agar dia bisa mendapatkan posisi yang enak. Dan bagaimana seorang pemimpin yang membawa perusahaannya. Kebut-kebutan kah? Memperhatikan pekerjanya yang posisinya kurang enak kah? Atau seenak jidat mengemudikan perusahaannya, yang penting sampai tujuan. Atau bagaimana dengan tujuan kita? Ikutkah sampai akhir dengan perusahaan? Atau kita hanya sekedar ikut dengan perusahaan itu, sampai kita menemukan shelter yang kita tuju. 
It's all about our choice. Menderita itu pilihan, tapi bahagia itu kewajiban. Kita wajib berbahagia lah, kalau milih menderita, ya sono, gak usah ajak-ajak yang lain. Mari, kita pikirkan lagi, bus apa yang tepat membawa kita menuju kebahagiaan kita. Semangat menunaikan kewajiban.
        Posted by :
Nadia Putri Karisya
at
Thursday, August 04, 2011
        Categories: 
        
:
iseng
 
Subscribe to:
Post Comments (Atom)

0 comment(s):
Post a Comment