Home | Tutorial


Rekam Jejak Notulen Code: Komunikatif

Gue pernah baca buku yang kurang lebih menulis seperti ini : "Daripada fokus memperbaiki kelemahan, bukankah lebih baik fokus meningkatkan kelebihan!" Dan gue setuju 75% tulisan seperti itu. Sisa 25% lagi gak setuju. Ada beberapa alasan kenapa gue gak terlalu setuju kita 100% fokus sama kelebihan kita. Ingat, ingat, hidup itu berbicara tentang keseimbangan. Terlalu jomplang antara kekurangan dan kelebihan hanya membuat tidak seimbang. *Yaeyalah, gak usah dibilangin juga sih*.

Nah, bukannya lebih baik sambil meningkatkan kelebihan, kita berkali-kali memperbaiki kelemahan. Sekali mendayung, dua tiga pulau terlampaui. Sekian, pembaca. *Dan postingannya selesai!!*

Becanda, becanda.

Nah, jadi mau ceritain di postingan itu begini. Sambil meningkatkan kelebihan (selain berat badan dan berat pipi), gue pengen - istilahnya - menambal kelemahan-kelemahan gue yang kadang fatal kalo dibiarkan selama berabad-abad. Salah satunya adalah soal komunikasi. Jujur aja, gue jago kalo ngomong dan menyusun kata, tapi dalam hati dan dalam pikiran. Dan saksinya kurang banyak. Agak berbeda sama beberapa kakak gue yang kalo istilah gue sih cerewet, tapi istilah kerennya itu lebih komunikatif.

Berikut, contoh kekurang-komunikatif-an gue :
Epilog : gue dan nenek lagi sahur, dan mungkin biar gak ngantuk, beliau melempar obrolan
Nenek (N) : "Gak kerasa ya puasanya udah 10 hari!"
Gue (G) : "Iya"
Dan kembali hening.

Bandingkan percakapan kakak gue dengan nenek
Nenek (N) : "Udah hari ke-11!"
Kakak (K) : "Iya gak kerasa banget. Padahal awal-awal kerasa jauh banget (and bla bla bla)..."
Dan mereka pun mengobrol.

Itu harus diperbaiki, seriusan. Cita-cita gue sebagai pembicara itu harus ditopang dengan kekuatan gue untuk berbicara. Kalo komunikasi aja kurang, gimana mau bisa jadi pembicara yang baik dan benar. Yang ada saat seminar-seminar atau bagian gue jadi pembicaranya, orang-orang malah ketiduran saking heningnya. Alah, alah.

Sekedar gambaran, kalau anda membaca postingan ini dan menganggap gue adalah orang yang menyenangkan untuk diajak berbicara, anda benar 25%. Bukannya gue tidak menyenangkan untuk diajak bicara, tapi gue terlahir untuk mendengarkan dan menjadi pendengar yang baik. Dan kadang-kadang celetukan gue itu adalah 25% prediksi anda bahwa gue menyenangkan untuk diajak bicara. Anda butuh pendengar? Yes, i'm here, just call the togel number below.
Beda kalau disuruh mengetik/chatting. Wiih, gue adalah orang yang cerewet, anda nanya apa, gue jawab dan dikasih bonus pertanyaan. Karena ketika chatting, gue gak bisa menggambarkan kecuali dengan tulisan. Bandingkan dengan ngobrol langsung, gue bisa menyatakan setuju hanya dengan mengangguk, simple move.

Ya, inginnya sih, gue bisa bicara, tapi bukan sekedar bicara. Gue bicara dan berbobot, itu intinya. Kalo cuman bisa bicara doang mah, yaa gampang kali, tinggal berbusa-busa ngomongin orang. Jadi, sekarang fokusnya itu berbicara didepan umum dan isinya itu berbobot. Dan mungkin ada istilah tong kosong nyaring bunyinya yang membuat gue harus berpikir ulang untuk berbicara. Berisi kah apa yang gue bicarakan? Bermanfaatkah? Menyenangkan kah? Dan tulisan ini? Jujur aja gue gak peduli kalau tulisan ini gak bermanfaat, gak apa-apa, toh kadang kita membutuhkan sesuatu yang kurang bermanfaat untuk menciptakan sesuatu lain yang lebih bermanfaat.

Artikel yang berhubungan



Posted by : Nadia Putri Karisya at Wednesday, January 11, 2012
Categories: :

 

0 comment(s):

Post a Comment

 
 


Rekam Jejak Notulen Code

gajah mati meninggalkan gadingnya, programmer mati meninggalkan codenya

Designed by © indrockz